Senin, 20 Oktober 2008

Pencemaran Udara

I.Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.
Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global..
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut
merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar manusia perlu mendapatkan perhatian yang serius, hal ini pula menjadi kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia 2010 dimana program pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari sepuluh program unggulan.
Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dll disamping memberikan dampak positif namun disisi lain akan memberikan dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran udara dan kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya penularan penyakit.
Diperkirakan pencemaran udara dan kebisingan akibat kegiatan industri dan kendaraan bermotor akan meningkat 2 kali pada tahun 2000 dari kondisi tahun 1990 dan 10 kali pada tahun 2020.
Hasil studi yang dilakukan oleh Ditjen PPM & PL, tahun 1999 pada pusat keramaian di 3 kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Yogyakarta dan Semarang menunjukkan gambaran sebagai berikut : kadar debu (SPM) 280 ug/m3, kadar SO2 sebesar 0,76 ppm, dan kadar NOx sebesar 0,50 ppm, dimana angka tersebut telah melebihi nilai ambang batas/standar kualitas udara.
Hasil pemeriksaan kualitas udara disekitar stasiun kereta api dan terminal di kota Yogyakarta pada tahun 1992 menunjukkan kualitas udara sudah menurun, yaitu kadar debu rata-rata 699 ug/m3, kadar SO2 sebesar 0,03–0,086 ppm, kadar NOx sebesar 0,05 ppm dan kadar HidroKarbon sebesar 0,35–0,68 ppm.
Dewasa ini juga banyak beredar kabar-kabar tentang keadaan bumi yang suhunya semakin panas. Ini terjadi juga karena adanya pencemaran udara. Pencemaran yang disebabkan oleh gas-gas efek rumah kaca, seperti: CO2, CO, Metana, CFC, Halon, dan Oksida Nitrogen. Suhu udara yang meningkat ini, menimbulkan berbagai dampak negatif di bumi. Seperti: mencairnya es dikutub utara, permukaan laut yang semakin tinggi, tenggelamnya sebagian daratan, dan terjadinya kekeringan. Gas-gas efek rumah kaca dihasilkan oleh industri-industri, kendaraan bermotor dan alat-alat yang menggunakan minyak bumi yang mana dari waktu ke waktu alat-alat tersebut mengalami perkembangan. Baik berkembang kuantitas maupun kualitasnya. Sehingga emisi gas-gas penyebab efek rumah kaca semakin tinggi jumlahnya.

1.2. Ruang Lingkup
Makalah ini berisi tentang profil gas-gas rumah kaca, sumber gas rumah kaca, lapisan ozon, efek rumah kaca, dampak efek rumah kaca, serta cara pengendalian gas-gas rumah kaca.

1.3. Tujuan
a) Umum
Masyarakat dapat mengetahui tentang bahayanya pencemaran udara. Karena
pencemaran udara yang mengandung gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan Green House Effect. Sehingga dapat mencegah terjadinya efek rumah kaca. Setidak-tidaknya mengurangi emisi gas-gas rumah kaca.
b) Khusus
1. Dapat mengetahui penyebab efek rumah kaca
2. Dapat mengetahui dampak-dampak efek rumah kaca
3. Mengetahui profil-profil gas-gas efek rumah kaca

1.4. Sasaran
Makalah ini disusun dengan maksud memberikan tambahan pengetahuan tentang pencemaran udara dan efek rumah kaca kepada masyarakat pada umumnya dan warga SMA Negeri 1 Purworejo pada khususnya.



















II. Pembahasan

2.1. Profil Gas-gas Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca
Yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur heksafluorida (SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi dan transport, penggundulan hutan, dan pertanian. Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya (HFC, PFC, SF6) hanya menyumbang kurang dari 1%.
A. Gas CO2 (Karbon dioksida):
Gas CO2 merupakan gas buangan dari pembakaran sempurna. Contohnya: hasil respirasi makhluk hidup.

C6H12O6 (s) + 6O2 (g) Energi + 6CO2 (g) + 6H2O(g)

Sifat-sifat CO2:
1. Tidak berwarna dan tidak berbau
2. Tidak dapat terbakar
3. Meningkatkan suhu bumi

Sumber CO2:
Dari pembakaran sempurna, pernafasan, pembusukan.
Kegunaan CO2:
1. Fotosintesis pada tumbuhan
2. Minuman ringan
3. CO2 padat atau es kering untuk campuran pendingin pada hujan buatan.
4. Sebagai penyusun bahan pengawet (asam benzoat)
5. Alat pemadam api
6. Bersama O2 merangsang pernafasan ketika seseorang sesak nafas.

Sebenarnya gas CO2 tidak berbahaya bagi manusia. Akan tetapi jika gas CO2 melebihi ambang batas akan menyebabkan terjadinya pemanasan global karena gas CO2 merupakan gas rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu di bumi.

B. Gas CO ( Karbon Monoksida) :
Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, mudah terbakar dan sangat beracun. Ia merupakan hasil utama pembakaran karbon dan senyawa yang mengandungi karbon lainnya yang tak lengkap.
Contoh pembakaran tak sempurna dari bensin(C8H18)

2C8H18 (l) + 15O2 (g) 4CO2 (g) + 4CO(g) + 8C(s) + 18H2O(g)

Sifat-sifat CO:
1. Tidak berwarna dan tidak berbau
2. Dapat terbakar dengan warna nyala biru
3. Sangat mudah mengikat hemoglobin (Hb) dalam eritrosit.
Sumber CO :
Dari pembakaran bahan bakar yang kurang sempurna.
Bila jumlah melebihi ambang batas gas karbon monoksida (CO) dapat
menyebabkan:
1. Sesak nafas
2. Menyebabkan oksigen dalam darah yang berfungsi untuk pembakaran berkurang.
3. Menyebabkan keracunan sampai pada kematian.

C. CFC
Kloroflorokarbon ( CFC) adalah campuran yang berisi khlor, karbon dan fluorine,tidak berisi hidrogen. CFC tadinya/dahulu digunakan secara luas di dalam industri, sebagai contoh sebagai bahan pendingin kulkas sebagai pengganti amonia, bahan pembakar, dan bahan pelarut pembersihan.
Gas kloroflorokarbon ini terjadi karena adanya reaksi substitusi CH4 dengan 2Cl2 dan 2F2. Dua CFC yang umum adalah:
CFC-11 CCl3F
CFC-12 CCl2F2

Sifat-sifat CFC :

1. Cl- Inert di udara dan reaktif di ozon (O3) .
2. Stabil
3. Menguraikan ozon jika terkena sinar ultraviolet

Kegunaan :
1. Sebagai pembentuk buih
2. Campuran detergen
3. Sebagai air conditioner
4. Gas pendorong (spray)
5. Pembersih
6. Bahan pemadaman kebakaran
7. Menghasilkan plastik busa seperti busa polistirena atau poliuretana yang memuai
8. Bahan bakar aerosol

Sumber CFC :
1. Lemari es
2. Air conditioner (AC)
3. Spray

Pada Protokol Montreal bulan September 1987, dicapai kesepakatan Internasional guna melindungi lapisan ozon. Kesepakatan itu antara lain produksi dan penggunaan CFC-11, CFC-12, CFC-113, CFC-114, halon, karbon tetraklorida, dan metil kloroform harus dihentikan, kecuali untuk penggunaan khusus. Selain itu, industri diharapkan mengembangkan bahan pengganti CFC yang bersahabat dengan ozon (ozone-friendly).
Protokol Montreal ini ditandatangani oleh 41 negara termasuk Indonesia dan sekarang ini Indonesia berencana untuk melarang impor metil bromida dan CFC yang merupakan BPO (Bahan Perusak Ozon), mulai 1 Januari 2008, atau dua tahun lebih cepat dari tenggang waktu yang ditargetkan Protokol Montreal untuk penghapusan CFC di negara-negara berkembang, dan tujuh tahun lebih cepat untuk penghapusan metil bromida.

D.Halon (Bromokhlorodiflorometana)
Bromoklorodiflorometaana, juga dikenal dengan nama Halon 1211, atau BCF, atau Halon 1211 BCF, atau Frem 12B1, adalah suatu haloalkana dengan bahan kimia rumusan adalah CF2ClBr. Halon banyak digunakan pada saat PD II.

Sifat :
1. Mudah menguap
2. Reaktif dengan O3
Kegunaan :
1. Pemadam api untuk pesawat terbang dan tangki/tank.
2. Digunakan di (dalam) industri maritim di (dalam) ruang mesin/motor kapal

E. NO
Nitrogen monoksida juga merupakan salah satu gas-gas yang menyebabkan terjadinya greenhouse effect.
Sifat:
1. Tidak berwarna
2. Kurang stabil
Sumber NO :
Dari pembakaran pada suhu tinggi dan dari kilat
Bila jumlah melebihi ambang batas gas NO ini dapat bertindak sebagai katalisator dalam penguraian ozon.
NO2
Gas NO2 merupakan salah satu oksida nitrogen seperti gas NO. Dan juga merupakan gas penyebab efek rumah kaca

Sifat NO2 :
1. Gas yang berwarna coklat
2. Berubah menjadi gas N2O4 (tidak berwarna) bila didinginkan
3. Lebih beracun daripada NO

Sumber NO2 :
1. Dari pembakaran gas nitrogen monoksida (NO)
2. Pembakaran minyak dari fosil
Gas NO2 dapat dihasilkan dari pembakaran minyak dari fosil. Mengapa itu bisa terjadi? Padahal minyak dari fosil seperti bensin ( C6 - C9) hanya memiliki atom C dan H. Gas NO2 dapat terbentuk dari pembakaran minyak dari fosil karena adanya bunga api listrik yang merupakan katalisator pembentukan gas NO di dalam mesin bermotor. Jadi di dalam mesin kendaraan bermotor, campuran bahan bakar terbakar cepat oleh bunga api listrik sehingga menghasilkan CO dan H2O serta CO2. Bunga api listrik menyebabkan sedikit nitrogen bereaksi dengan oksigen dalam mesin kendaraan sehingga membentuk nitrogen monoksida (NO).
N2 ( g ) + O2 ( g ) 2 NO( g )
Setelah keluar dari knalpot gas nitrogen momoksida (NO) ini bereaksi dengan O2
Sehingga menghasilkan gas NO2
2NO (g) + O2 (g) 2NO2 (g)

Kegunaan NO2 :
1. Sebagai oksidator
2. sebagai zat titrasi

Bila jumlahnya melebihi ambang batas akan :
1. Merusak paru-paru dan menyebabkan gangguan pernafasan yang bersifat kronis
2. Bertindak sebagai katalisator,seperti NO, di ozon
3. Campurannya dengan NO menyebabkan asap kabut


N2O ( Dinitrogen Oksida)
Dinitogen oksida juga merupakan salah satu gas efek rumah kaca. Seperti gas CO2 dan Metana, gas dinitrogen oksida ini juga memiliki sifat menghangatkan suhu di bumi.

Sifat N2O :
1. Tidak berwarna
2. Rasanya manis
3. Tidak bisa terbakar
4. Bersifat labil di Troposfer
5. Dapat terurai menjadi NO di lapisan stratosfer, dengan bantuan sinar ultraviolet.

Sumber N2O :
1. Pembakaran hutan
2. Pembakaran minyak dari fosil

Kegunaan N2O :
1. Pembuatan asam sulfat
2. Pembuatan pemutih
3. Sebagai reduktor


F. Metana (CH4)
Mentana memiliki kelimpahan yang sedikit dibandingkan dengan karbon dioksida dan uap air Tetapi metana memmiliki efek rumah kaca yang lebih kuat daripada karbon dioksida per molekulnya.

Sifat CH4 :
1. Meningkatkan suhu bumi
2. Merupakan senyawa hidrokarbon yang jenuh jadi kurang rektif
3. Dapat terbakar

Sumber CH4 :
1. Pengangkutan batubara, minyak bumi, dan gas alam
2. Praktek agrikultur
3. Ternak
4. Hasil peruraian sisa tumbuhan-tumbuhan

Kegunaan CH4 :
1. Merupakan gas yang digunakan untuk LPG
2. Menghangatkan bumi

Komposisi udara bersih alami :
Zat Rumus % Bpj
Nitrogen N2 78 780000
Oksigen O2 21 210000
Argon Ar 0,93 9300
Karbon dioksida CO2 0,0315 315
Karbon monoksida CO 0,002 20
Neon Ne 0,0018 18
Helium He 0,0005 5
Krypton Kr 0,0001 1
Hidrogen H 0,00005 0,5
Belerang dioksida SO2 0,00001 0,1
Oksida Nitrogen NO2, NO 0,000005 0,05
Ozon O3 0,000001 0,01

1 bpj = 1 ppm = 10-4 %
keterangan :
bpj = bagian per juta
ppm = part per million

2.2. Ozon (O3)

Apakah Ozon itu ?

Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua. Ozon juga diproduksi manusia untuk dipergunakan sebagai bahan pemurni air, pemutih, dan salah satu unsur pembentuk plastik.

Lapisan OZON

Lapisan ozon mulai dikenal oleh seorang ilmuwan dari Jerman, Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1839. Ia berwarna biru pucat yang terbentuk dari tiga atom oksigen (O3). Ozon adalah gas yang tidak berwarna dan ditemui di lapisan stratosfer yaitu lapisan awan yang terletak antara 15 hingga 35 kilometer dari permukaan bumi.
Istilah 'ozon' atau lebih tepat lagi 'lapisan ozon' mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980an ketika para ilmuwan menemukan adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika. Lubang tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari yang mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi. Radiasi itu berpecah menjadi molekul oksigen sekaligus melepaskan atom bebas di mana setengahnya diikat dengan molekul oksigen yang lain untuk membentuk ozon.Kira-kira 90% daripada ozon di atmosfera terbentuk dengan cara ini yaitu meliputi di antara 15 sehingga 55 kilometer di atas permukaan bumi. Bagian ini disebut dengan stratosfer. Walaupun begitu, ozon yang ada itu didapati terdapat dalam jumlah yang sedikit yaitu maksimum hanya di antara 20 hingga 25 kilometer. Banyaknya ozon di atmosfer tergantung pada keseimbangan dinamis di antara sejauh mana ia terbentuk dan bagaimana ia musnah.

Manfaat lapisan ozon
Lapisan ozon sangat penting karena ia menyerap radiasi ultra violet (UV) dari matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi. Radiasi dalam bentuk UV spektrum mempunyai jarak gelombang yang lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV dengan jarak gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali UV-B dan ia merusak hampir semua kehidupan. Dengan menyerap radiasi UV-B sebelum ia sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari efek radiasi yang merusak kehidupan.
Ozon stratospheric juga memberi efek pada suhu atmosfer yang menentukan suhu dunia. Berdasar hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Gas CFC disebut juga sebagai gas yang menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon ini. CFC digunakan oleh masyarakat modern seperti lemari es, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan buih dan bahan pelarut terutamanya bagi kilang-kilang elektronik. Para ilmuwan sebenarnya sudah membuat teori dan ramalan mengenai penipisan lapisan ozon ini tahun 1970an.
Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar radiasi ultra ungu memasuki bumi. Radiasi ultra ungu ini dapat membuat efek pada kesehatan manusia, memusnahkan kehidupan laut, ekosistem, mengurangi hasil pertanian dan hutan. Efek utama pada manusia adalah peningkatan penyakit kanker kulit karena selain itu dapat merusak mata termasuk kataraks dan juga mungkin akan melemahkan sistem imunisasi badan.
Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman seperti 'barli' dan 'oat' menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang semakin tinggi. Tanaman diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkan akan cenderung kerdil, sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang ada. Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering disebut sebagai "efek rumah kaca". Usaha-usaha untuk mencegah penipisan ozon menjadi mulai dilakukan bersama oleh semua negara di dunia. Usaha itu pun telah di galakkan secara serius melalui UNEP (United Nation Environment Programme) salah satu organisasi PBB yang bergerak dibidang program perlindungan
lingkungan dan alam.

2.3. Bahaya Pencemaran Udara Karena Gas CO2 dan CO
Pencemaran udara atau polusi udara adalah masuknya polutan ke lingkungan sehingga mengganggu aktivitas di lingkungan tersebut. CO2 dan CO merupakan hasil pembakaran dari senyawa karbon. Sebenarnya gas CO2 dan CO tidak berbahaya jika intensitasnya di udara kecil tetapi dewasa ini, kita temukan banyak sekali penggunaan alat-alat yang menghasilkan gas CO maupun CO2 sehingga intensitasnya melebihi ambang batas dan mencemari udara di lingkungan kita. Hal ini diperparah dengan penebangan pohon-pohon atau penggundulan hutan yang notabenya dapat mengurangi jumlah CO2 dan CO di udara.
Gas CO2 berfungsi sebagai gas yang dapat menghangatkan bumi. Gas CO2 berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Sementara itu, bumi akan memancarkan energi terutama dalam bentuk gelombang inframerah. Jika gas CO2 melebihi ambang batas yang ditentukan maka akan terjadi pemanasan atau peningkatan suhu di permukaan bumi
Lain halnya dengan gas CO. Gas CO, yang dihasilkan karena pembakaran kurang sempurna, merupakan gas beracun. Kebanyakan gas CO dihasilkan dari kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik industri. Gas CO sangat mudah sekali diikat oleh Hb dalam eritrosit daripada O2. Ini sangat berbahaya jika kita terlalu banyak menghirup gas CO karena tubuh akan kekurangan O2, sehingga tubuh akan lemas dan dapat menyebabkan kematian.

2.4. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)
Efek Rumah Kaca dapat digambarkan sebagai sebuah proses. Pada kenyataannya, di lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Nah, panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itu lah yang disebut Efek Rumah Kaca. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari Efek Rumah Kaca.
Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Gas Kontribusi Sumber emisi global %
CO2 45-50% Batu bara 29
Minyak Bumi 29
Gas alam 11
Penggundulan hutan 20
lainnya 10
CH4 10-20%
Sumber : Kantor Menteri Negara KLH, 1990

Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

















Gambar 1
Mekanisme terjadinya efek rumah kaca adalah pada gambar diatas. Bumi secara konstan menerima energi, kebanyakan dari sinar matahari tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yakni melalui energi yang dibebaskan dari proses radioaktif (Holum, 1998:237). Sinar tampak dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari. Radiasi sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian sampai di permukaan bumi. Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan menghangatkannya.
Efek rumah kaca memang erat kaitannya dengan peningkatan suhu dan perubahan iklim di bumi atau biasa disebut global warming. Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia di kegiatankegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas Rumah Kaca secara global.
Third Assessment Report, sebuah laporan yang disusun oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) –sebuah panel di bawah PBB yang anggotanya lebih dari 700 orang yang merupakan para pakar dan peneliti mengenai pemanasan global menyimpulkan bahwa bumi perlahan-lahan bertambah panas dan bumi berada dalam keadaan bahaya.
Jika manusia tidak mencari jalan untuk menghentikan pemanasan global, suhu rata-rata bumi diperkirakan akan naik antara 2,5 - 10,4 derajat Fahrenheit (atau kurang lebih antara 1,4 – 5,8 derajat Celcius) sampai akhir abad ke-21.
IPCC juga menyimpulkan bahwa pemanasan global yang dicatat dalam 50 tahun terakhir ini terjadi akibat kegiatan manusia –terutama dari pembakaran bahan bakar fosil yaitu batubara, minyak bumi dan gas- yang meningkatkan jumlah gas rumah kaca di atmosfer. Para ilmuwan itu juga yakin bahwa dampak perubahan iklim “terjadi di semua lingkungan dan benua”, tetapi tidak ada teknologi yang mampu untuk menurunkan dan mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbondioksida (CO2),metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Sejak awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0.5 – 0.6 derajat Celcius akibat emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Pada tahun 2100, temperatur atmosfer akan meningkat 1.5 – 4.5 derajat Celcius, jika pendekatan yang digunakan “melihat dan menunggu, tanpa melakukan apa-apa” (wait and see, and do nothing), suhu rata-rata permukaan bumi naik dengan cepat maka akan terjadi perubahan permukaan bumi secara radikal, akibatnya akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan manusia. Kenaikan suhu permukaan bumi sebesar satu derajat Celcius akan menaikkan permukaan laut setinggi limabelas centimeter, yang akan menenggelamkan jutaan rumah dan pesisir. Penguapan akan meningkat sehingga akan menimbulkan kekeringan. Kekeringan menimbulkan kegagalan panen yang mengakibatkan kelaparan di mana-mana. Penyakit malaria dan demam berdarah menyebar dengan cepat kemana-mana. Cuaca buruk, badai topan, yang dipicu oleh fenomena iklim seperti El NiƱo, akan menjadi suatu hal rutin.

Dampak-dampak lainnya:
1. Berdampak kepada kehidupan sosial – budaya
- Bagi petani tidak ekonomisnya pertanian akan menyebabkan alih fungsi lahan
danbergantinya corak produksi.
- Bagi nelayan tidak melaut berarti tidak makan, seiring meningkatnya intensitas badai
- Budaya yang lahir akibat interaksi manusia dengan alam akan tercabut, seperti contoh
masyarakat Tuvalu yang tercabut dari peradabannya akibat daerah mereka tenggelam.
- Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
2. Dampak bagi ekonomi
- semakin meningkatnya intensitas bencana akan merusak infrastruktur yang amat
penting bagi laju pertumbuhan ekonomi
- Bencana juga menyebabkan manusia kehilangan harta benda dan menyebabkan mereka
menjadi miskin
- Rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana akan memerlukan biaya yang sangat besar
3. Dampak bagi kelangsungan makhluk hidup
- Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati
- Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya coral bleaching dan kerusakan terumbu
karang diseluruh dunia
- Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
4. Dampak bagi kesehatan manusia
- Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, sepertimalaria, ke daerah-daerah baru
karenabertambahnya populasi serangga (nyamuk)
- suhu yang ekstrim akan menyebabkan semakin lamanya firus bertahan hidup sehingga
menyebarluaskan penyakit
- kenaikan suhu 1 derajat C menyebabkan naiknya angka kematian menjadi 300.000
pertahun akibat malaria, diare dan malnutrisi ( WHO; 2005 )
-Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan
lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
5. Derdampak bagi lingkungan hidup
- Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
- Mencairnya es dan glasier di kutub
- Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan
yang berkepanjangan
- Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkanbanjir yang luas. Pada tahun 2100
diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
6. Dampak bagi pertanian dan pangan
- tidak menentunya cuaca akanmempengaruhi pola pertanian
- semakin cepatnya penguapan menyebabkan krisis air untuk pasokan irigasi
- ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan akan menyebabkan kerentanan
pangan, pada akhirnya kemiskinan bagi petani dan kelaparan bagi umat manusia.

7. Dampak bagi pariwisata
- Bali adalah pulau yang hidup dari pariwisata dimana pantai adalah sebagai obyek
unggulannya. Naiknya permukaan air laut ( sea level rise ) akan menyebabkan rusaknya
kawasan pantai, dan tentu saja nilai jual pantai tersebut akan menurun serta
berpengaruh kepada kelangsungan pariwisata di Bali.
Apakah El Nino ada hubungannya dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim?
El Nino adalah fenomena alami yang telah terjadi sejak berabad-abad yang lalu, walaupun tidak selalu dengan pola yang sama. Ia merupakan gelombang panas di garis ekuator Samudera Pasifik. Kini, El Nino muncul setiap 2 – 7 tahun, lebih kuat dan berkontribusi pada peningkatan temperatur bumi. Dampaknya dapat dirasakan di seluruh dunia dan menunjukkan bahwa iklim di bumi benarbenar berhubungan. Para ilmuwan menguji bagaimana Pemanasan Global yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dapat mempengaruhi El Nino: akumulasi Gas Rumah Kaca di atmosfer “membantu” menyuntikkan panaske Samudera Pasifik. Oleh karena itu, El Nino muncul lebih sering
dan lebih ganas dari sebelumnya.

Apakah penipisan lapizan ozon ada hubungannya dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim?
Masalah lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait dengan penipisan lapisan ozon sesungguhnya berbeda dengan resiko yang dihadapi manusia dari akibat Pemansan Global. Walaupun begitu, kedua fenomena tersebut saling berhubungan. Beberapa polutan (zat pencemar) memberikan kontribusi yang sama terhada penipisan lapisan ozon dan Pemanasan Global. Penipisan lapisan ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya masuk ke permukaan bumi. Namun, meningkatnya radiasi sinar UV bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan Global, melainkan kanker kulit, penyakit katarak, menurunnya kekebalan tubuh manusia, dan menurunnya hasil panen. Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan oleh chlorofluorcarbon (CFC). Saat ini negara-negara industri sudah tidak memproduksi dan menggunakan CFC lagi. Dan, dalam waktu dekat, CFC akan benar-benar dihapus di seluruh dunia. Seperti halnya karbondioksida, CFC juga merupakan Gas Rumah Kaca dan berpotensi terhadap Pemanasan Global jauh lebih tinggi disbanding karbondioksida sehingga dampak akumulasi CFC diatmosfer mempercepat laju Pemanasan Global. CFC akan tetap berada di atmosfer dalam waktu sangat lama, berabad-abad. Artinya, kontribusi CFC terhadap penipisan lapisan ozon dan Perubahan Iklim akan berlangsung dalam waktu sangat lama.
Negara mana yang menyumbang gas rumah kaca terbesar?
Data terakhir menunjukkan Amerika Serikat menyumbang 720 juta ton gas rumah kaca setara CO2 –yang merupakan 25% dari emisi total dunia- yang setara dengan 20,5 ton per kapita. Emisi gas rumah kaca dari pusat pembangkit listrik di Amerika Serikat saja lebih besar daripada total jumlah emisi 146 negara (tigaperempat negara di dunia). Sektor energi menyumbang sepertiga total emisi gas rumah kaca AS. Emisi gas rumah kaca AS sektor energi lebih dari dua kali lipat dari emisi India. Dan total emisi gas rumah kaca AS masih lebih besar dari dua kali emisi gas rumah kaca Cina. Emisi total dari negara-negara berkembang besar seperti misalnya Korea, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Indonesia dan Argentina, tidak melebihi emisi AS.

Keadaan di bumi sungguh sangat memprihatinkan suhu udara meningkat dan daratan terancam tenggelam oleh air laut. Berkaca dari peristiwa-peristiwa di atas marilah kita selamatkan bumi dengan berbagai cara diantaranya:
1. Mengurangi emisi gas-gas efek rumah kaca
2. Melakukan reboisasi
3. Memodifikasi proses pembakaran
4. Pemeliharaan dan perbaikan alat penangkap debu.
5. Memasang scruber pada cerobong asap
6. Memasang filter pada knalpot
7. Mengurangi penggunaan bahan bakar dari fosil










III. Penutup


3.1. Kesimpulan

1. Bahwa dari distribusi pemakaian bahan bakar maka sektor transportasi
mengkonsumsi bahan bakar terbesar yang berakibat semakin banyak bahan
pencemar di udara.
2. Kesehatan dan keseimbangan lingkungan akan terganggu jika unsur pencemar udara
dibiarkan pada konsentrasi yang tinggi.
3. Dengan penyempumaan teknologi pereduksi emisi gas buang kendaraan
bermotor diharapkan bahan pencemar yang dihasilkan semakin berkurang juga.
4. Kendaraan pribadi dan umum harus diwajibkan mengikuti uji emisi gas buang.
5. Pemanasan global erat kaitannya dengan efek rumah kaca
6. Efek rumah kaca dan global warming memiliki banyak dampak bagi kehidupan
Manusia.

3.2. Saran

1. Sebaiknya mengurangi jumlah emisi gas-gas polutan.
2. Mengurangi penggunaan bahan bakar dari fosil(seperti:bensin, batu bara, dan solar)
3. Penyediaan bahan bakar pengganti yang ramah lingkungan
4. Masyarakat harus ikut berpartisipasi aktif untuk menurunkan emisi gas buang
kendaraan dengan penghematan pemakaian kendaraan atau memperbaiki mesin
kendaraannya agar dapat terjadi pembakaran bahan bakar lebih sempurna.
5. Pemerintah juga mencanangkan program-program yang bertemakan ”save
Environment.”

2 komentar:

khagome mengatakan...

hai....boleh ga aku copy makalah u tentang pencemaran udara yang ini penting nich....

III X mengatakan...

bisa tau nggak batas aman gas rumah kaca (CO2, NOx, metan.. terus apa lagi ya?) itu berapa ppm?